Hubungan Persepsi Penyakit Jantung Dengan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK) Di RSUD Grati Pasuruan
DOI:
https://doi.org/10.70570/jkmc.v3i2.1519Keywords:
Persepsi Penyakit, Kualitas Hidup, Penyakit Jantung CoronerAbstract
Penyakit Jantung Koroner (PJK) memiliki prevalensi yang tinggi di populasi dengan akibat mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Meskipun PJK merupakan penyakit tidak menular (PTM), namun PJK menjadi penyebab kecacatan dan penurunan kualitas hidup pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan persepsi tentang penyakit jantung dengan kualitas hidup pasien Penyakit Jantung Koroner. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional analitik. Data diambil melaui pengukuran dengan kuesioner Brief-Illness Perception Questionnaire (B-IPQ) untuk mengukur persepsi penyakit dan WHOQOL-Bref Questionnaire untuk mengukur kualitas hidup. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2023. Besar sampel 30 responden. Pengumpulan data meliputi editing, codding, scoring, tabulating. Kemudian data dimasukkan pada Excel dan dianalisis menggunakan SPSS 25 dengan uji Chi-square. Berdasarkan peenlitian yang sudah dilakukan didapatkan hasil distribusi frekuensi persepsi penyakit sebesar (63,3%) dalam kategori baik dan kualitas hidup (30%) dalam kategori sedang. Analisis hasil penelitian menggunakan uji Chi-square (p value = 0,000 < a), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan persepsi penyakit jantung dengan kualitas hidup pasien penyakit jantung koroner (PJK). Pengelolaan penyakit menjadi kunci dalam mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Penyakit jantung koroner sebagai penyakit kronis maka kemampuan pengelolaan penyakit jantung dan persepsi penyakit berperan penting didalamnya. Semakin buruk persepsi penyakit pasien maka akan menurunkan kualitas hidup yang dirasakan. Hasil penelitian ini agar dijadikan masukkan dan landasan bagi perawat memperhatikan cara meningkatkan kualitas hidup pasien penyakit jantung koroner (PJK). Perawat dapat memberikan edukasi tentang penyakit untuk meningkatkan persepsi penyakit yang baik, sehingga pasien penyakit jantung koroner (PJK) dapat menjalankan pengobatan dengan baik.