Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Gu Kecamatan Gu Kabupaten Buton Tengah Tahun 2023
Keywords:
BBLR, Imunisasi, ASI Eksklusif, Sanitasi Lingkungan, StuntingAbstract
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2021), mengatakan angka kejadian stunting secara global mencapai 22% atau sebanyak 149,2 juta pada tahun 2020. Angka kejadian stunting di Afrika yaitu 33,1%, Asia Tenggara yaitu 31,9%, Mediterania Timur yaitu 24,7%, Amerika yaitu 6,5% dan Pasifik Barat yaitu 5,4%. Sedangkan secara global, Indonesia menempati urutan ke 34 (36%) dari rata-rata prevalensi dunia yaitu 22%. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Gu Kecamatan Gu Kabupaten Buton Tengah. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional study yaitu penelitian dimana variabel independen dan dependen diambil dalam waktu bersamaan. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 86 orang. Hasil penelitian yaitu ada hubungan riwayat BBLR terhadap kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan dengan nilai (p = 0,022 <a = 0,05), Ada hubungan riwayat imunisasi terhadap kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan dengan nilai (p = 0,000 <a = 0,05), Ada hubungan riwayat ASI Eksklusif terhadap kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan dengan nilai (p = 0,000 <a = 0,05), dan Ada hubungan sanitasi lingkungan terhadap kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan dengan nilai (p = 0,001 <a = 0,05) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Gu Kecamatan Gu Kabupaten Buton Tengah. Saran penelitian yaitu bagi puskesmas, agar dapat melakukan monitoring dan edukasi terkait kelengkapan imunisasi balita, pemberian ASI eksklusif pada balita serta terkait sanitasi lingkungan agar dapat menekan terjadinya stunting pada balita. Bagi responden, agar dapat melakukan pemantauan kesehatan balita di fasilitas kesehatan sehingga secara dini dapat mengetahui penyakit balitanya khususnya penyakit stunting sehingga dapat melakukan upaya perbaikan gizi balita serta upaya lain yang dapat mencegah terjadinya penyakit pada balita.