Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Konsep Diri Anak Putus Sekolah Di Desa Boto Kecamatan Lumbang Probolinggo
Keywords:
Pola Asuh Orang Tua, Konsep Diri, Anak, Putus SekolahAbstract
Pola asuh orang tua ialah bagaimana cara orang tua mendidik, membimbing, mendisiplinkan anak, juga mengasuh anak supaya anak dapat mencapai kedewasaannya. Setiap keluarga tentunya memiliki pola pengasuhan yang berbeda dengan keluarga lainnya dan tidak bisa disamakan begitu saja. Konsep diri adalah sesuatu yang khas bagi seseorang, suatu kemampuan untuk melihat diri sendiri melalui pengalaman pribadi selanjutnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan konsep diri anak putus sekolah. Metode penelitian ini menggunakan analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi anak putus sekolah di desa Boto Kecamatan Lumbang Probolinggo sebanyak 40 responden, penentuan sampling menggunakan Teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan kuesioner pola asuh orang tua dan kuesioner konsep diri . Selanjutnya dianalisis menggunakan uji spearman rank. Hasil penelitian menunjukan bahwa data pola asuh orang tua degan kategori pola asuh otoriter sebanyak 26 responden (65%) dan konsep diri dengan kategori tingkat rendah sebanyak 18 responden (45%). Hasil uji analisis hubungan pola asuh orang tua dengan konsep diri dengan nilai p=0.002 < α=0.05, artinya Ho ditolak dan H1 diterima, sehingga ada Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Konsep Diri Anak Putus Sekolah di Desa Boto Kecamatan Lumbang Probolinggo. Hipotesis dalam penelitian ini diterima dan terbukti secara statistik. Orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter dominan harus mematuhi peraturannya dan tidak boleh melanggar aturan yang sudah ditetapkan oleh orang tua. Anak putus sekolah yang memiliki konsep diri rendah senantiasa memandang dirinya tidak dapat berbuat apa-apa, merasa dirinya gagal, serta selalu berpikir negatif tentang dirinya sendiri. Diharapkan kepada program pemerintah pendidikan memberi kesempatan kepada anak yang putus sekolah untuk bisa kembali mendapat pendidikan.
 
						








