Hubungan Antara Kualitas Tidur Dan Tingkat Stres, Dengan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien DM Tipe 2 Di Rumah Sakit Islam Lumajang
DOI:
https://doi.org/10.70570/jikmc.v4i12.2016Kata Kunci:
Kualitas Tidur, Stres, Glukosa Darah, Diabetes Melitus Tipe 2Abstrak
Diabetes Melitus (DM) tipe 2 merupakan penyakit metabolik kronis yang memerlukan penatalaksanaan komprehensif, termasuk perhatian terhadap faktor psikologis dan kebiasaan tidur. Kualitas tidur yang buruk dan stres psikologis dapat memengaruhi regulasi glukosa darah, yang pada akhirnya berdampak pada kontrol penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur dan tingkat stres dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Rumah Sakit Islam Lumajang. Penelitian ini menggunakan desain analitik korelasional dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional). Populasi terdiri dari seluruh pasien DM tipe 2 yang dirawat inap pada Maret 2025, dengan total 35 responden yang dipilih melalui total sampling. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman’s rho. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kualitas tidur yang buruk (51,4%), tingkat stres sedang (54,3%), dan kadar glukosa darah tinggi (57,1%). Uji korelasi Spearman menunjukkan adanya hubungan yang kuat dan signifikan antara kualitas tidur dengan kadar glukosa darah (r = 0,611; p = 0,000), serta antara tingkat stres dengan kadar glukosa darah (r = 0,703; p = 0,000). Koefisien korelasi positif menunjukkan bahwa semakin buruk kualitas tidur dan semakin tinggi tingkat stres, maka kadar glukosa darah pasien cenderung semakin meningkat. Temuan ini sejalan dengan literatur sebelumnya yang menyatakan bahwa gangguan tidur dan stres berkontribusi pada peningkatan glukosa darah melalui mekanisme hormonal. Oleh karena itu, intervensi manajemen tidur dan stres perlu diintegrasikan dalam perawatan pasien diabetes melitus tipe 2.







