Penyuluhan Kepatuhan Minum Obat Dan Pengetahuan Penyakit TB Paru Di Puskesmas Sukorame Kota Kediri
Keywords:
penyuluhan, tuberculosis paru, kepatuhan minum obatAbstract
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa lebih dari setengah populasi penderita TB paru berada di 7 negara yaitu India, Indonesia, Cina, Filipina, Nigeria, Pakistan dan Afrika Selatan. Angka penderita TB paru di Indonesia menduduki peringkat keempat tertinggi di dunia, sehingga TB paru merupakan masalah utama kesehatan masyarakat saat ini. Guna menurunkan angka penderita TB paru secara nasional maka pengobatan TB paru merupakan salah satu cara mengontrol dan mengurangi transmisi atau penularan TB paru. Sumber utama penularan TB paru adalah pasien dengan BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, pasien TB paru dapat menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Hasil penilaian kinerja Puskesmas Sukorame Kediri untuk Program Tuberculosis untuk Januari-September Tahun 2023 masih belum mencapai standar yaitu sekitar 76.56% secara Total Penilaian. Poin yang belum mencapai target adalah Kasus TBC yang ditemukan dan diobati sebesar 34.81% , dan Persentase Pelayanan orang terduga TBC mendapatkan pelayanan TBC sesuai SPM (Standar Pelayanan Minimal ke 11) sebesar 71.42%. Beberapa hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan seseorang terhadap pencegahan maupun penanggulangan penyakit, termasuk TB paru. Ketidakpatuhan pengobatan TB paru dapat juga disebabkan oleh stigma tentang penyakit TB paru. Atas dasar itulah perlu dilakukan suatu upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang minum obat bagi pasien TB Paru, berupa penyuluhan terkait Penyakit tersebut di Puskesmas Sukorame. Pada tanggal 21 Desember 2023, penyuluhan terlaksana dengan baik diikuti oleh 15 (Lima Belas) orang peserta yang berkunjung ke Puskesmas Sukorame. Peningkatan pengetahuan peserta dapat terukur dengan adanya kuesioner pre test dan post test . Berdasarkan hasil evaluasi, diperoleh peningkatan pengetahuan peserta sesudah penyuluhan sebesar 90.7 %, sedangkan sebelum penyuluhan sebesar 46.0 %.