Penerapan Posisi Orthopnea Terhadap Penurunan Frekuensi Nafas Pada Pasien TB Paru Di Ruang Tulip RSUD Dr. Soeratno Gemolong
Keywords:
Tuberkulosis (TBC), Sistem pernapasan, Penyakit menular, Posisi orthopnea, Sesak napasAbstract
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang terutama menyerang sistem pernapasan. Indonesia berada di peringkat ketiga tertinggi di dunia untuk jumlah penderita TBC setelah India dan China. Pada tahun 2020, diperkirakan 9,9 juta orang menderita TBC di seluruh dunia. TBC dapat menyebabkan komplikasi serius seperti hemoptosis berat, bronkiektasis, dan pneumotoraks spontan. Berdasarkan studi pendahuluan di ruang Tulip RSUD dr. Soeratno Gemolong, banyak pasien TBC paru mengeluhkan sesak napas yang diatasi dengan posisi semi-Fowler. Tujuan: Studi ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas posisi orthopnea dalam mengurangi sesak napas pada pasien TBC paru. Metode: Rancangan penelitian adalah studi kasus deskriptif dengan dua responden yang diukur frekuensi napasnya sebelum dan sesudah penerapan posisi orthopnea. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa frekuensi napas menurun ke rentang normal setelah terapi posisi orthopnea. Terapi ini dianggap efektif dalam mengurangi sesak napas pada pasien TBC paru, meskipun efektivitasnya bisa bervariasi berdasarkan kondisi spesifik pasien. Kesimpulan: terapi posisi orthopnea dapat menjadi salah satu metode yang aman dan efektif untuk membantu pasien dengan masalah pernapasan, asalkan pengukuran dan pemantauan dilakukan secara hati-hati. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan rumah sakit dan berkontribusi pada literatur ilmiah keperawatan.