Penerapan Terapi Inhalasi Uap Sederhana Minyak Kayu Putih Pada Bersihan Jalan Nafas Pasien Ispa
DOI:
https://doi.org/10.70570/jikmc.v4i8.1834Keywords:
Frekuensi Nafas, Inhalasi Uap Minyak Kayu Putih, ISPAAbstract
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan infeksi menular pada saluran pernapasan atas yang disebabkan oleh virus atau bakteri. Gejala yang timbul bervariasi, tergantung pada jenis agen infeksi, kondisi lingkungan, dan daya tahan tubuh penderita. Prevalensi ISPA di Jawa Timur pada tahun 2023 mencapai 51,4% dan data ISPA di Ngawi termasuk dalam 10 besar penyakit terbanyak dengan 32.793 kasus, sedangkan di Kecamatan Widodaren kasus ISPA tercatat dengan jumlah 1.307 kasus pada tahun 2024. Mendeskripsikan hasil perbandingan frekuensi nafas pada pasien ISPA sebelum dan sesudah dilakukan terapi inhalasi uap sederhana minyak kayu putih. Aplikasi ini menggunakan metode studi kasus deskriptif pada 2 responden yaitu Ny.S (41) dan Sdr.R (15) dengan ISPA. Terdapat penurunan frekuensi nafas pada kedua responden setelah diberikan terapi inhalasi uap sederhana minyak kayu putih pada Ny. S dari frekuensi nafas 28x/mnt menjadi 23x/mnt dan Sdr.R dari frekuensi nafas 29x/mnt menjadi 24x/mnt. Penerapan terapi inhalasi uap sederhana minyak kayu putih dapat mengatasi bersihan jalan nafas pada kedua responden