Durasi Penggunaan Gawai Dengan Computer Vision Syndrome (CVS) Pada Mahasiswa Program Studi Keperawatan Tuban Program Diploma Tiga
DOI:
https://doi.org/10.70570/jikmc.v4i9.1909Keywords:
Durasi, Gawai, Computer Vision Syndrome, MahasiswaAbstract
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menetapkan batas aman penggunaan gawai maksimal 2 jam per hari, untuk mencegah gangguan mata seperti Computer Vision Syndrome (CVS). CVS merupakan kumpulan gejala pada mata akibat penggunaan perangkat digital yang berlebihan. Mahasiswa berisiko tinggi mengalami CVS karena tingginya intensitas penggunaan gawai dalam aktivitas akademik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara durasi penggunaan gawai dengan gejala CVS pada mahasiswa Program Studi Keperawatan Tuban Program Diploma Tiga. Desain penelitian menggunakan korelasi dengan pendekatan Crosssectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Keperawatan Tuban Program Diploma Tiga TA. 2024/2025 dengan besar sampel sejumlah 136 mahasiswa, teknik pengambilan sampel menggunakan Simple random sampling. Variabel independen adalah durasi penggunaan gawai, diukur dengan kuesioner durasi penggunaan gawai. Varibel dependen adalah Computer Vision Syndrome, gejala CVS diukur dengan Computer Vision Syndrome Questionnaire (CVS-Q). Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar mahasiswa menunjukkan durasi penggunaan gawai yang buruk dan hampir seluruhnya mengalami Computer Vision Syndrome (CVS). Hasil uji Chi-Square didapatkan p-value = < 0,001 yang berarti ada hubungan antara durasi penggunaan gawai dan Computer Vision Syndrome (CVS) pada Mahasiswa Program Studi Keperawatan Tuban Program Diploma Tiga. Durasi penggunaan gawai berkaitan erat dengan kejadian Computer Vision Syndrome (CVS). Artinya, semakin lama seseorang menggunakan gawai, semakin tinggi pula risiko mengalami gejala CVS. Sebaliknya, jika durasi penggunaan gawai dikendalikan dengan baik, maka risiko terjadinya CVS dapat diminimalkan.