Penerapan Kompres Hangat Jahe Merah Untuk Meredakan Nyeri Pada Lansia Dengan Asam Urat
DOI:
https://doi.org/10.70570/jpkmmc.v4i9.1920Kata Kunci:
Asam urat, Jahe merah, Kompres hangat, Lansia, Nyeri sendiAbstrak
Indonesia saat ini memasuki fase ageing population dengan proporsi lansia mencapai hampir 12% atau sekitar 29 juta jiwa pada tahun 2023, dan diproyeksikan meningkat menjadi 18,3% pada tahun 2040. Lansia sangat rentan mengalami penyakit degeneratif, salah satunya arthritis gout yang ditandai dengan inflamasi sendi akibat penumpukan kristal asam urat. Prevalensi global gout dilaporkan sebesar 33,3% pada tahun 2023 dengan kasus terbanyak di Amerika Serikat (26,3%). Di Indonesia, prevalensi mencapai 35% dan lebih banyak terjadi pada pria usia di atas 45 tahun, bahkan meningkat hingga 51,9% pada kelompok usia 65–74 tahun serta 54,8% pada usia ≥75 tahun (Riskesdas, 2018). Kondisi ini berdampak pada nyeri sendi yang mengganggu aktivitas dan kualitas hidup lansia. Salah satu terapi nonfarmakologis yang aman dan terjangkau adalah kompres hangat dengan jahe merah yang mengandung gingerol sebagai antiinflamasi dan analgesik. Penelitian ini merupakan studi kasus deskriptif pada dua responden lansia dengan arthritis gout. Intervensi berupa kompres jahe merah dilakukan selama 6 hari, 20 menit setiap sore. Skala nyeri diukur dengan Numeric Rating Scale (NRS). Hasil menunjukkan penurunan nyeri dari sedang (NRS 5–6) menjadi ringan (NRS 2). Kesimpulannya, kompres hangat jahe merah efektif menurunkan nyeri akibat arthritis gout dan dapat dijadikan terapi pendukung sederhana bagi lansia.